9 Kepribadian Balita
Saturday, January 15th, 2011 Dikirim oleh Evariny A. ()
…Baca Lanjutannya »
…Baca Lanjutannya »
Tahukah Anda bahwa kedua belahan otak kita mengatur fungsi yang berbeda?
Profesor Robert Orsntein dari Universitas California menyelesaikan penelitian yang hasilnya mempertegas perbedaan aktivitas-aktivitas yang dikendalikan oleh kedua belahan otak tersebut.
Ornstein menemukan bahwa apabila belahan otak yang sering dipakai dirangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang jarang dipakai, maka akan tercipta kemampuan dan efektifitas otak yang jauh lebih besar (tinggi).
…Baca Lanjutannya »
Ah, bagaimana mungkin? Bayi, kan, belum bisa berbicara. Jangan-jangan nanti dikira enggak waras. Mengapa penting mengajak bayi berbicara?
Jangan takut dianggap tak waras kala Anda mengajak si mungil berbicara. Bayi memang belum bisa berkata-kata, tapi tak berarti ia tak mampu untuk diajak berbicara.
…Baca Lanjutannya »
1. Jangan Gunakan Kata Ganti
Bayi kecil masih sulit memahami “aku”, “saya”, “kamu”, atau “dia”. Itu bisa berarti ayah, ibu, atau nenek, atau bahkan dirinya sendiri, tergantung dari siapa yang mengajaknya berbicara.
Jadi, sebut diri Anda sebagai “Ibu”, “Mama”, atau “Bunda”, tergantung sebutan yang Anda pakai untuk membahasakan diri Anda kepada si bayi. Begitupun sebutan “Ayah”, “Kakek”, “Nenek”, dan lainnya. Anda dan orang lain pun harus menyebut atau memanggil si bayi dengan namanya.
…Baca Lanjutannya »
Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk menentramkan bayi Anda. Pilihlah sesuai kebutuhannya.
Gendong.
Gendong ia dalam posisi tegak lurus dengan perut menempel di dada Anda, tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut. Bawa ia berjalan-jalan mengelilingi ruangan atau ke ruangan lain. Bisa juga dengan cara meletakkannya di kereta bayi dan dorong perlahan-lahan dengan hati-hati. Jika kondisi Anda tak memungkinkan untuk menggendongnya sambil berjalan, letakkan ia di lengan, sementara Anda duduk di kursi goyang. Goyangan yang lembut akan menenangkannya.
…Baca Lanjutannya »
Perkembangan emosi yang stabil pada bayi sangat dibutuhkan supaya pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikisnya berlangsung optimal.
Bayi yang secara emosi stabil dan nyaman biasanya akan lebih mudah diberikan asupan makanan sehingga pertumbuhan fisiknya bagus, lebih mudah diajak berkomunikasi sehingga informasi yang masuk dapat memperkaya pengetahuannya, lebih kreatif, lebih tenang, dan sebagainya.
…Baca Lanjutannya »
Anak mandiri biasanya mampu mengatasi persoalan yang menghadangnya. Kemandirian itu tentu harus dilatih sejak dini. Orangtua jangan gampang berteriak “tidak” atau “jangan,” bila menginginkan anak cerdas dan penuh percaya diri.
Kemandirian sangat erat terkait dengan anak sebagai individu yang mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri sendiri (self regulation). Anak paham akan tuntutan lingkungan terhadap dirinya, dan menyesuaikan tingkah lakunya.
…Baca Lanjutannya »