Ada pengalaman saya sebagai hypnotherapist yang tidak akan pernah bisa saya lupakan.
Kebetulan saya dokter jaga yang bekerja di Bagian Kebidanan RSU FKUKI. Suatu ketika, baru berselang 5-6 bulan yang lalu, datang seorang ibu yang memang sudah waktunya untuk bersalin, ini anak pertamanya. Setelah diperiksa pembukaan 8 cm pada pk 1 dini hari, dengan perkiraan pembukaan lengkap pk 3 nanti. Saya katakan pada bidan saya istirahat dulu. Setelah 2 jam saya tidur, bidan dan beberapa dokter muda membangunkan saya dan mengatakan ibu sudah mau mengedan.Bergegas saya menuju ruang bersalin dan menilai kemajuan persalinannya. Ternyata memang benar pembukaan sudah lengkap, kepala sudah cakaptetapi ada kelainan pada posisi kepala janin dimana posisi ubun-ubun kecil melintang. Waduh kata saya dalam hati. Kata waduh bukan berarti saya tidak mampu menanganinya, tetapi karena waktunya yang salah. saya minta ibu bidan juga memeriksanya dan ternyata memang dalam keadaan kepalanya lintang. Bayangkan jam setengah empat pagi harus melakukan tindakan yang harus segera dilakukan, di otak saya sudah membayangkan tindakan forseps atau vakum. Belum lagi kalau gagal akhirnya harus seksio sesaria.
Pada saat itu saya mengambil keputusan, ibu ini harus rileks.
Maka sesuai dengan teori, saya langsung mempraktekkannya pada ibu tersebut. Saya hanya berkata pada ibu untuk tarik napas dan buang napas dan tutup mata. Saya membimbingnya sampai ibu itu masuk kedalam relaksasi yang dalam dan saya melakukan pemeriksaan dalam dan berkata ” Ibu tenang, katakan dalam hati agar bayi ibu menyesuaikan kepalanya dengan jalan lahir dan jalan lahir semakin rileks dan jalan lahir menjadi lancar” sambil saya menyentuh bagian kepala dan jalan lahirnya. Baru 2 kali saya memimpin ibu untuk berkata dalam hati tersebut, tiba-tiba terdengar bunyi “krek” seperti robek. Wah! saya menarik tangan saya dan saling berpandangan dengan bidan dan Dokter Muda yang ada di samping saya. Bunyi apa itu ,dok? Kata Dokter Muda tersebut. Saya hanya mengangkat bahu, sungguh saya tidak tahu. Dilihat-lihat, dicermati ibu tidak tampak kesakitan, darah tidak ada yang keluar. Tapi bunyi apa tadi itu? Akhirnya saya periksa ulang lagi dengan hati-hati. Loh! Kog! Wah kejadiannya nih, kata saya dalam hati. Ternyata posisi ubun kecil itu sudah berada dibawah tulang kemaluan (simfisis pubis). Saya suruh bidan periksa dan bidan saya bilang kog bisa begitu. Saya hanya menjawab, mujizat Tuhan sudah terjadi. Langsung saya pimpin ibu tersebut dan langsung lahir, lancar dan mulus. Setelah itu saya membuat laporan dan sambil berdiskusi dengan bidan dan para dokter muda. Intinya ibu tersebut mudah untuk rileks dan fokus.
Sekian cerita saya, semoga membantu memperkuat keyakinan semua ibu-ibu hamil yang siap menjadi seorang ibu, untuk berlatih terus untuk rileksasi saat menjalankan kehamilan dan petiklah hasilnya saat melahirkan nanti dengan rasa nyaman dan tanpa rasa sakit.
Salam sehat dan sukses selaluÂ
Dr. Stephanus Nurdin